Beranda > Wacana > Mengembangkan Pembelajaran Al Quran di Sekolah Formal

Mengembangkan Pembelajaran Al Quran di Sekolah Formal

Pendidikan di Indonesia dalam lintas sejarah pernah digiring ke dalam pemisahan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Pendidikan agama diwakili oleh lembaga pesantren yang bersifat pribumi, sedangkan pendidikan umum diwakili oleh lembaga pendidikan yang didirikan oleh penjajah. Pemisahan ini berkaitan dengan usaha untuk meredam daya kritis umat Islam dengan menjauhkan mereka dari modernisasi pendidikan. Umat Islam dibiarkan mengembangkan pendidikan yang berorientasi ukhrowi semata dan meninggalkan pendidikan yang berorientasi membangun peradaban yang maju.

Pendobrak hegemoni penjajah ini adalah sebagaian ulama Indonesia yang kritis seperti K.H. Ahmad Dahlan, dan Syeikh Ahmad Syurkati. Mereka mencoba menggabungkan antara pendidikan agama dengan pendidikan modern dengan tujuan mengeluarkan umat Islam dari belenggu kebodohan akibat sistem yang dibangun oleh penjajah.  Ada dua faktor yang mendorong usaha pengintegrasian antara pendidikan agama dengan pendidikan modern, yakni :

a. Faktor internal. Faktor pendorong yang berasal dari dalam diri ulama yang bersifat kritis terhadap permasalahan. Mereka melihat ada kejumudan dalam diri umat Islam yang ditunjukkan dalam praktek pendidikan yang berorientasi akhirat semata. Sedangkan dalam diri mereka tertanam idiologi kuat bahwa syariat Islam yang rahmatan lil’alamin merupakan syari’at yang sempurna dan menyeluruh. Islam tidak mendikotomikan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.

b. Faktor eksternal. Adanya usaha dari penjajah untuk melanggengkan kebodohan dan kemiskinan bangsa terutama umat islam agar tidak mampu memberikan perlawanan. Usaha ini diantaranya dengan mendirikan sekolah modern yang hanya diperuntukkan untuk kaum bangsawan dan borjuis semata. Sedangkan rakyat biasa tidak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan modern.

K.H. Ahmad Dahlan dengan daya kritisnya telah berhasil merintis lembaga pendidikan yang mengintegrasikan antara pendidikan modern dan pendidikan agama yang seimbang. Hasilnya ribuan sekolah sekarang tersebar di nusantara. Syeikh Ahmad Syurkati juga mencoba untuk merintis pendidikan terpadu yang tidak mementingkan salah satu dari ilmu ukhrowi dan ilmu duniawi.

Peran Ormas dalam Pendidikan

Rintisan sekolah yang memadukan antara pengetahuan modern dan pengetahuan agama secara faktual dikembangkan oleh ormas-ormas Islam yang didirikan oleh ulama-ulama Indonesia. Lembaga pendidikan ini sampai sekarang masih tetap eksis dan berkembang memberikan peran penting untuk dunia pendidikan Indonesia. Hampir semua ormas Islam yang mengembangkan amal usaha pendidikan mencoba menggabungkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum secara seimbang dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Beberapa ormas ini di antaranya Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Al-Irsyad, Persis, dan ormas Islam lainnya.

Pendidikan Agama di Sekolah Negeri

Negara sebagai pihak yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, menfasilitasi rakyatnya melalui sekolah-sekolah negeri. Berbeda dengan ormas Islam, sekolah negeri cenderung menjadi sekolah umum dengan didominasi pendidikan duniawi dan minim pendidikan agama. Meskipun pemerintah juga memfasilitasi dengan mendirikan sekolah seperti MIN, MTsN, dan MAN. Namun persentasenya masih sedikit. Sebagian besar sekolah negeri didominasi oleh sekolah umum yang hanya memberikan pelajaran agama sekitar 2 jam per minggu.

Pendidikan dan Pembelajaran Al Quran

Santri Al Quran

Santri Al Quran

Kurikulum sekolah negeri mengakomodasi pendidikan Al Quran melalui mata pelajaran PAI, dan mata pelajaran Al-Qur’an dan Al Hadits di MIN, MTsN, dan MAN. Bahkan di sekolah swasta di bawah naungan ormas Islam pengajaran Al Quran juga diakomodasi dalam pelajaran Al Quran dan Al Hadits.

Pembelajaran Al Quran di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren dan juga oleh lembaga pendidikan informal seperti TPQ yang dikelola oleh masyarakat. Pesantren tentu memegang peranan penting dalam mengembangkan pembelajaran Al Quran, karena melalui pesantren pendidikan Al Quran dapat dilaksanakan dengan intensif. Tetapi apakah pesantren mampu mencukupi kebutuhan umat Islam mayoritas akan pendidikan Al Quran?

Lembaga pendidikan Al Quran yang bersifat informal seperti TPQ mengambil peran untuk mengisi kekosongan pembelajaran Al Quran di luar pesantren.  Swadaya masyarakat berperan penting dengan dukungan para kader Al Quran sebagai pengelola. Peran lembaga informal ini mesti tetap dipertahankan dengan menjaga dinamika dan kemajuan pembelajaran TPQ.

Pembelajaran Al Quran di Sekolah Formal

Integrasi manajemen dan guru

Integrasi manajemen dan guru

Pembelajaran Al Quran di sekolah formal di luar pesantren bisa menjadi rintisan bagi umat Islam. Pendidikan Al Quran diakomodir dalam program sekolah yang terintegrasi dalam kurikulumnya. Sistem yang diterapkan bisa dalam dua bentuk :

1. Pembelajaran Al Quran dilaksanakan di sekolah sepenuhnya. Sekolah formal yang menerapkan sistem ini mayoritas adalah sekolah swasta dengan model fullday school, seperti SD Al Irsyad Al Islamiyah, SD Al Hikmah, dan beberapa SD yang pernah populer dengan trade mark Sekolah Islam Terpadu.

2. Pembelajaran Al Quran dilaksanakan dengan model jaringan. Sekolah formal yang memprogramkan pembelajaran Al Quran dalam kurikulumnya mengembangkan jaringan dengan lembaga pendidikan Al Quran informal swadaya masyarakat. Jaringan seperti ini memungkinkan sekolah mendorong anak didiknya untuk belajar Al Quran tanpa menerapkan sistem fullday school. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh pendidikan Al Quran informal, sedangkan sekolah melakukan penilaian dan evaluasi. Model jaringan seperti ini biasanya dilaksanakan oleh sekolah swasta di bawah naungan ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU.  Muhammadiyah dan NU misalnya sangat memungkinkan untuk menerapkan jaringan karena mampu menyelenggarakan pendidikan formal dalam bentuk sekolah sekaligus menyelenggarakan pendidikan informal dalam masjid-masjid binaan.

Lalu, bagaimana dengan pembelajaran Al Quran di sekolah-sekolah negeri ? Kami tunggu komentar dan pendapat anda.

  1. Agustus 8, 2009 pukul 7:59 am

    pembelajaran Al Qur’an di sekolah negeri Ponorogo, kotaku, cukup signifikan, bahkan ada kepala sekolah negeri yang “berani” menjilbabi semua murid putri, setiap hari berbusana muslim, sedang putranya hari Jum’at.

    semoga info ini menambah semangat Anda berdakwah

    • Rahmat Safari
      Agustus 8, 2009 pukul 8:33 am

      syukron infonya, semoga tradisi qurani semakin berkembang di Ponorogo dan juga di daerah lain. Amiin.

  2. Agustus 30, 2009 pukul 8:11 am

    “Dimanapun dan sampai kapanpun, tetap langkah kita digaris perjuangan”
    Itulah kader sejati tapi jangan lupa mengembangkan pembelajaran Al-Quran dimasyarakat desane dewek. Jangan mau hanya ‘kepathok’ waktu dan berloyalitas di Al-Irsyad. OK!

  3. anwar S kurniawan
    Maret 25, 2010 pukul 4:26 am

    Selamat berjuang, kita dalam misi yang sama, berjuang mencetak generasi bangsa yang berakarakter Qur any.

  4. Juni 26, 2010 pukul 9:53 am

    pentingnya hafalan alquran di skolah negri karena sekolah negri paling banyak diminati semua orang oleh karena itu jika di sekolah negri mengadakan tahfidz maka objeknya akan lebih mengena

  5. Juni 26, 2010 pukul 9:53 am

    coba deh di ajukan ke diknas agar program tahfidz juga ada di sekolah umum

  6. September 29, 2010 pukul 1:57 am

    Pembelajaran Al Qur’an sebenarnya sudah diterapkan disekolah-sekolah Negeri maupun swasta, hanya saja sekarang gaungnya lebih semarak sejalan ditemukannya metode-metode belajar Al Qur’an yang sangat mudah dan cepat. Ini kemudian mendoromg sekolah-sekolah Negeripun mengakomodasi model pembelajarn Al Qur’an pada kurikulum pembelajarannya.Senada dengan itu Pemerintah Kota Pekalongan tempat saya tinggal telah menerbitkan SK bahwa pembelajaran Al Qur’an diwajibkan bagi sekolah dari TK sampai SMK/SMA yang kemudian diakomoditir ke dalam Muatan Lokal Sekolah. Namun sayang program yang bagus ini belum menyentuh kepada aspek moral/perilaku. Pembelajaran Al Qur’an hanya sebatas pada iqra'(membaca) dan mempelajari tajwid saja, tetapi pengamalannya tidak tersentuh. Padahal Al Qur’an sendiri menyuruh umatnya untuk mengamalkan makna dan isi Al Qur’an. Mengapa sekarang ini umat islam yang mayoritas besar mudah diobok-obok? itu karena islam tidak diamalkan dengan benar! Oleh karena itu saya ingin berbagi pendapat dengan anda tentang bagaimana sebaiknya model pembelajarn Al Qur’an ini di sekolah-sekolah? jangan biarkan generasi ini hancur dan tak berdaya. selamat berjuang di jalan ALLAH, ALLAHU AKBAR !

    • Rahmat Safari
      Maret 28, 2011 pukul 6:08 am

      Mempelajari Al Quran menurut saya harus secara bertahap, dimulai dari belajar membaca dan menghafal. Pada taraf anak-anak sekolah atau remaja, proses ini sangat penting untuk dijalani terlebih dahulu sehingga siap untuk menempuh tahap berikutnya. Sembari belajar membaca Al Quran dan menghafalkannya, guru bisa menyisipkan nilai-nilai akhlak kepada murid untuk diterapkan dalam pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah atau di lingkungan. Sebaiknya penyampaian nilai-nilai akhlak disusun secara terprogram dan bertahap sambil melakukan pembiasaan terhadap murid. Sehingga pembiasaan akhlak otomatis terintegrasi ke dalam pembelajaran Al Quran, bahkan pembelajaran Al Quran harus menjadi pelopor dalam pendidikan akhlak.
      Penerapan nilai-nilai akhlak dalam pembiasaan sehari-hari dapat dimulai dari yang sederhana, sepeti mengucapkan salam, mengenakan pakaian yang menutup aurat, berkata santun, berdo’a, dan akhlak tepuji lainnya. Murid juga harus didorong untuk senang belajar Al Quran sebagai awal kecintaan mereka terhadap Al Quran, maka tidak mustahil murid-murid kita di masa yang akan datang menjadi pelopor akhlak terpuji di lingkungannya masing-masing. Mari kita usahakan dengan memberikan keteladanan. Amiin.

  7. Mei 25, 2013 pukul 2:35 am

    Hey! Someone in my Myspace group shared this website with us so I came to
    give it a look. I’m definitely loving the information. I’m bookmarking and will be tweeting this to my
    followers! Exceptional blog and excellent design and style.

  8. Juli 3, 2013 pukul 1:38 am

    I think that what you published was very reasonable.
    But, what about this? what if you were to create a killer title?
    I ain’t suggesting your content isn’t solid., but suppose you added a title that makes
    people want more? I mean Mengembangkan Pembelajaran Al Quran di Sekolah Formal | MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN AL QURAN is a little plain.

    You ought to peek at Yahoo’s home page and see how they create news headlines to get viewers to open the links. You might try adding a video or a related pic or two to grab readers interested about everything’ve written.
    Just my opinion, it would bring your posts a little livelier.

  9. Juli 18, 2013 pukul 7:54 am

    My brother suggested I may like this web site.
    He was once totally right. This submit actually made my day.
    You can not consider just how much time I had spent for this
    info! Thank you!

  10. September 10, 2013 pukul 4:35 pm

    This website really has all of the info I needed concerning this subject andd didn’t
    know who to ask.

  1. Februari 9, 2011 pukul 7:56 am

Tinggalkan Balasan ke Rahmat Safari Batalkan balasan